info@ipapa.co.id     +6221 300 66 511

Terima Kasih "Ibu Budi" Siti Rahmani Rauf

Posted: 10 years ago - 243 View
Siti Rahmani Rauf

Zaman semakin maju, teknologi semakin berkembang, segalanya sudah tersistemasi dengan canggih. Tidak sedikit pula anak bangsa yang memiliki prestasi kelas dunia disegala bidang. Semua berkat pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ketika masing-masing orang merasa bangga dikagumi banyak orang karena keberhasilannya, satu hal yang terlintas dibenak saya, "apa mereka ingat proses perjalanan mereka sampai ke posisi sekarang ini, apa masih ingat dengan guru-guru mereka saat di SD dulu, apa ingat bagaimana dan siapa yang mengajarkan mereka membaca?"

Membaca adalah awal seseorang mengenal ilmu pengetahuan. Dengan bisa membaca (dan juga menulis), kehidupan seseorang akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan dunia sosialnya. Maka jika ada yang bilang buku adalah jendela dunia, dan membaca adalah kereta pengantar untuk berkelananya.

Well,masih ingat gak bagaimana kamu pertama kali belajar membaca? Membaca, adalah tahapan belajar yang seyogyanya wajib dilalui oleh anak-anak. Setiap anak yang belajar membaca di Indonesia tentu sangat familiar dengan metode belajar membaca 'Ini Ibu Budi', ingat kan bukunya?!. Buat yang belum tahu, penciptanya adalah Ibu Siti Rahmani Rauf yang membuat metode belajar membaca jadi lebih mudah dipelajari, diserap dan diingat oleh anak-anak Indonesia.

Budi, Ibu Budi dan Bapak Budi menjadi tokoh ikonik anak-anak Indonesia pada masa 80-90an. Metodenya bahkan masih diingat sampai sekarang. Meski mungkin tak banyak lagi pengajar dan orang tua masa kini yang menggunakan buku dan alat peraga dari Ibu Siti ini, tak bisa dipungkiri cara belajar membaca dengan struktur metode Analisa Sintesa (SAS) ini telah berhasil membuat perubahan belajar pada banyak anak Indonesia.

Namun, beberapa waktu lalu kabar duka datang , sosok Ibu Siti Rahmani Rauf yang berjasa besar bagi pendidikan Indonesia, meninggal di usia 97 tahun. Kendati sejak beberapa tahun belakangan kondisinya sudah banyak menurun, namun semangatnya masih besar untuk membaca. Dalam keadaannya yang sakit, Ibu Siti masih suka membaca novel walaupun usianya sudah senja.

Saya yakin karya besar beliau akan masih terus dikenang, meskipun "Ibu Budi" sudah tidak lagi bersama kita sumbangsihnya terhadap dunia pendidikan akan tetap terus ada. Tubuh seseorang boleh saja meninggalkan dunia ini, tetapi karya, perbuatan baik, inspirasi dan semangatnya akan tetap abadi dan diingat. Terimakasih 'Ibu Budi' kami, Ibu Siti, semoga pelita dan semangatnya memajukan pendidikan Indonesia, menginspirasi generasi kami. (riri)

Category : Inspiration,

Related Post