Perusahaan Migas Indonesia Pangkas Biaya Sewa Kantor Hingga Makanan Rapat

Perusahaan Migas Indonesia Pangkas Biaya Sewa Kantor Hingga Makanan Rapat - Harga minyak yang anjlok hingga US$ 30/barel membuat perusahaan migas harus mengetatkan pengeluaran. Di dalam negri, beragam cara dilakukan oleh perusahaan-perusahaan migas guna mengurangi pengeluaran, mulai dari mengurangi anggaran untuk makanan rapat hingga untuk sewa kantor.
"Rapat yang tadinya dikasih makan, sekarang jika rapatnya kurang dari 3 jam tidak ada makanan, bonus yang diberikan tiap tahun sekarang tidak dibayarkan, kantor yang tadinya 10 lantai dikurangi, perjalanan dinas pun kini dikurangi," kata Djoko Siswanto, selaku Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, dalam konferensi pers di Plaza Centris, Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Selain dana operasional, investasi (capital expenditure/capex) pun dikurangi, seperti menunda pembangunan jalan menuju lapangan.
"Kalau capex contohnya menunda pembangunan jalan lapangan," ujarnya.
Dia mengungkapkan, biaya produksi minyak bumi di Indonesia sangat beraragm tergantung keadaan lapangan, berkisar antara US$ 4/barel - US$ 70/barel. Dengan biaya produksi rata-rata US$ 30/barel, membuat perusahaan-perusahaan migas di Indonesia turut tertekan.
"Di Indonesia biaya produksi paling rendah US$ 4/barel, paling tinggi bisa mencapai US$ 70/barel. Jika di rata-rata sekitar US$ 30/barel," katanya.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Wiratmaja Puja, menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia juga untuk sementara waktu melakukan moratorium penerimaan karyawan baru.
"Moratorium karyawan baru dapat kita maklumi. jika harga minyak lebih bagus, mungkin mereka akan menerima lagi," ucapnya.
Karena itu, hampir seluruh perusahaan migas di Indonesia membutuhkan insentif dari pemerintah supaya bisa terus bertahan.
"Hampir semua membutuhkan insentif, apalagi yang memiliki kegiatan eksplorasi," tutupnya.
Michael Agustinus