info@ipapa.co.id     +6221 300 66 511

Mitos rokok yang ternyata tidak benar

Posted: 10 years ago - 384 View
Mitos rokok yang ternyata tidak benar

Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day yang jatuh pada hari ini, yaitu tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Ipapa akan membagikan informasi mengenai mitos yang beredar di masyarakat tentang merokok yang ternyata tidak benar atau keliru. Sebelumnya, tahukah anda bahwa ada sekitar 440.000 orang Amerika yang meregang nyawa akibat penyakit jantung, kanker paru-paru, atau penyakit lainnya yang disebabkan oleh rokok? Kemudian juga tahukah anda bahwa orang yang merokok dapat meninggal 14 tahun lebih cepat ketimbang mereka yang tidak?

Oke, sekarang kita akan membahas mengenai mitos pertama tentang merokok yang keliru yaitu: Kebiasaan sehat seperti olah raga dan makanan bergizi dapat “menebus” efek buruk dari rokok. Ya benar! Benar-benar keliru ternyata. Menurut penelitian, olah raga dan mengkonsumsi makanan sehat tidak mengurangi resiko penyakit yang diakibatkan oleh merokok. Karena merokok itu mempengaruhi setiap system organ yang ada dalam tubuh manusia, sehingga pikiran yang membenarkan bahwa gaya hidup sehat yang sempurna dapat melawan efek buruk dari rokok itu sama sekali tidak realistis. Demikian disampaikan oleh Ann M. Malarcher, PhD, selaku penasehat ilmiah senior dari kantor CDC Rokok dan Kesehatan.

Mitos berikutnya adalah Rokok dengan jenis “light” atau “mild” dapat mengurangi efek buruk rokok. Banyak orang yang beralih ke jenis rokok tersebut diatas dengan maksud, bahaya yang diakibatkan dari rokok akan berkurang. Faktanya tidak berbicara seperti itu. Orang yang merokok jenis apapun termasuk organic sekalipun tetap memiliki peluang terkena penyakit jantung, paru-paru, dan lain sebagainya. Hal tersebut disampaikan oleh Michael C. Fiore, MD, seorang professor kedikteran dan direktur pusat penelitian tembakau dan intervensi, Universitas Wisconsin di Madison.

Ada orang yang berpikiran bahwa sekali merokok sudah dapat merusak tubuh, jadi untuk apa berhenti? Faktanya, efek buruk yang disebabkan oleh rokok itu bersifat kumulatif. Jadi semakin lama seseorang merokok maka akan semakin besar dan buruk resiko yang akan diderita orang tersebut. Dan berhenti merokok diusia berapapun akan mendatangkan efek kesehatan saat itu juga bagi tubuh orang yang berhenti merokok itu. Jika anda berhenti merokok dalam waktu sebulan, maka pernafasan anda akan menjadi lebih lancer dan ringan. Dan jika berlanjut selama setahun makan resiko terkena serangan jantung akan menurun sebesar 50%. Dikutip dari American Cancer Society, seseorang yang berhenti merokok sebelum usia 35 tahun memiliki kesempatan 90% mencegah terkena efek buruk dari rokok.

Ada juga orang yang menganggap bahwa dialah yang menanggung sendiri resiko akibat rokok yang ia gunakan. Pikiran seperti itu adalah sebuah pikiran yang egois karena kenyataannya orang orang yang berada disekitar perokok pun dapat terkena efek buruk yang sama dengan si perokok. Mereka itu disebut sebagai perokok pasif, bayangkan ketika anda merokok disekitar anggota keluarga anda, maka mereka pun akan berpotensi terkena penyakit mematikan akibat rokok.

Itulah beberapa mitos yang beredar tentang rokok. Bagi anda yang masih merokok, apakah anda akan tetap berpegang teguh pada mitos tersebut?

Category : Lifestyle,

Related Post