Harga Sewa Ruang Kantor Diperkirakan Susut Hingga 45%

Harga sewa ruang kantor diperkirakan susut hingga 45% karena tingkat kekosongan yang tinggi - Lembaga riset sekaligus konsultan properti, Savills Indonesia memperkirakan harga sewa ruang kantor akan berangsur menyusut seiring dengan kenaikan tingkat kekosongan.
Anton Sitorus selaku Head of Research & Concultancy Savills, mengungkapkan penurunan harga sewa ini terjadi bukan hanya di kawasan pusat bisnis (CBD) namun juga diluar kawasan pusat bisnis.
"Lonjakan kekosongan ruang kantor kemungkinan akan menyeret harga sewa, terutama pada unit premium serta grade A," catat Anton dalam risetnya yang dikutip oleh laman Bisnis.com, Senin (5/10/2015).
Anton juga memprediksikan, hingga tahun 2019 harga sewa perkantoran di segmen premium akan turun sampai 45% dan 40% untuk grade A. Sedangkan, untuk grade B dan grade C, harga sewa diprediksi akan turun sekitar 25%-30%.
Berdasarkan catatan Savills Indonesia, hingga Juni 2015, harga sewa kantor pada unit premium turun 5,2% secara tahunan jadi US$ 34,7/m²/perbulan. Sedangkan, pada segmen lain harga sewa masih menunjukkan tren yang positif.
Di luar kawasan CBD, Anton juga memperkirakan harga sewa akan mengalami penyusutan sebesar 25%-30% dalam kurun waktu tahun mendatang. Penyebabnya juga sama, harga sewa kantor terpukul oleh kenaikan tingkat ruang kosong.
Di kawasan non CBD, penurunan harga sewa juga didorong oleh persaingan yang semakin ketat di antara pemilik gedung. Yaitu, para pemilik gedung akan banting harga untuk menarik penyewa atau tenant.
Di luar kawasan CBD, harga sewa dapat bervariasi, mulai dari Rp 87.500/m² di kawasan Jakarta Timur hingga yang termahal di kawasan Jakarta Selatan sebesar Rp 153.326/m². Di kawasan Jakarta Selatan pun mencatat pertumbuhan harga sewa tertinggi sebesar 4,7% melampaui rata-rata sebesar 2,9%.
Tutur Anton, jumlah kekosongan ruang kantor di kawasan non CBD diperkirakan mencapai 25%, lebih tinggi dari jumlah ruang kantor kosong yang diprediksikan di kawasan CBD sebesar 20% di tahun 2019.
Catatan Savills Indonesia menunjukkan, pasokan ruang kantor di kawasan CBD hingga semester pertama 2015 bertambah sebanyak 228.000m². Akan tetapi, penyerapannya hanya 16.000m², ini merupakan level terendah dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Sementara itu, penyerapan akan ruang kantor diluar kawasan CBD jauh lebih baik, yaitu mencapai 52% atau sebesar 87.000m² dari pasokan ruang kantor yang ada sebanyak 167.000m². (accsoleh/Berita disadur dari laman bisnis.com)