Ekonomi China Lamban, Bisnis Sewa Kantor di Singapura Sepi

Ekonomi China Lamban, Bisnis Sewa Kantor di Singapura Sepi - Pertumbuhan ekonomi China di tahun 2015 lalu hanya sebesar 6,9% dan ini adalah yang paling rendah dalam 25 tahun terakhir. Lambatnya ekonomi Negeri Tirai Bambu ini ternyata berdampak buruk pada bisnis sewa kantor di Singapura.
Ekonomi China memberi pengaruh pada sektor-sektor vital di Singapura, seperti properti, migas, perdagangan komoditas, dan juga perbankan. Ekonomi Singapura di tahun 2015 hanya naik 2% dan merupakan yang paling rendah sejak 2009. John Lang Lasalle (JLL), salah satu perusahaan konsultan real estate terbesar di Singapura, mengadakan survei di sejumlah komplek gedung perkantoran bank-bank internasional di sejumlah kawasan di Singapura. Rata-rata pengusaha memangkas luasan kantor yang mereka sewa selama setahun terakhir.
Analis memprediksi tingkat kekosongan gedung-gedung perkantoran di Singapura terus meninggi tahun ini. JLL bahkan mengestimasikan pertumbuhan bisnis sewa perkantoran akan turun 10% - 20% setelah tahun lalu turun 15%. Singapura adalah negara dengan harga sewa kantor paling mahal ke-11 di dunia.
"Banyak bangunan dan juga gedung baru yang telah siap disewakan sejak lima tahun lalu. Tingkat kekosongannya bisa mencapai 13,5%, hal ini tak pernah terjadi sejak 2005," kata Nicholas Mak, selaku Direktur Eksekutif SLP International Property Consultants, seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (1/3/2016).
Tingkat kekosongan gedung-gedung komersil untuk sektor perbankan di Singapura juga bisa meningkat hingga akhir tahun 2016 ini. Lynette Leong, Direktur Eksekutif CapitaLand Commercial Trust, menambahkan para pemilik gedung akan mendiversifikas latar belakang penyewa mereka untuk mengantisipasi hal tersebut.
Sektor perbankan, asuransi, serta jasa keuangan mewakili 33% penyewa gedung perkantoran yang dikelola Capitaland Commercial Trust akhir tahun 2015. Porsi ini lebih rendah 38% dibandingkan lima tahun lalu.
Sumber: www,republika.co.id