info@ipapa.co.id     +6221 300 66 511

Cerita Para Prajurit Pemadam Api

Posted: 10 years ago - 342 View
Cerita Para Prajurit Pemadam Api

Bencana kabut asap di Indonesia ini memang merupakan masalah yang serius, hal tersebut dibuktikan dengan dikerahkannya 1.000 orang prajurit TNI untuk membantu memadamkan kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap di wilayah Sematera Selatan. Ada sebanyak 130 orang dari 1.000 prajurit yang ditempatkan dilokasi penanaman kayu akasia milik sebuah perusahaan swasta yang memiliki luas hingga 190.000 hektar. Para prajurit tersebut bergerak dibawah komando dari Komandan Rayon Kavaleri 1 KOSTRAD, Mayor Andre Henry Masengi.

Upaya pengendalian dan pemadaman kebakaran hutan tersebut dibagi menjadi 3 tahap selama 24 jam. Tahap pertama yaitu para prajurit menyisir lokasi untuk menemukan titik api. Kemudian tahap kedua adalah memadamkan api. Dan yang ketiga adalah menghilangkan asap. Upaya tersebut juga dibagi menggunakan sistem shift agar lebih efisien.

Dalam proses pemadaman api tersebut, biasanya para prajurit menggunakan cara manual yaitu menggunakan pompa, jadi begitu titik api ditemukan, mereka pun langsung mencari sumber air terdekat untuk memadamkannya. Namun jika titik api terlalu besar atau lokasi sulit untuk dijangkau dan jauh dari sumber api, prajurit dilapangan dapat meminta bantuan water bombing.

Dalam upaya pemadaman api tersebut, tentunya penuh dengan berbagai macam resiko. Tidak hanya dari panas dan asap saja, namun ketika para prajurit mencari sumber air, tidak jarang mereka menemukan kanal yang penuh dengan buaya.  Selain itu hutan Sumatera juga terkenal memiliki banyak spesies yang tinggal didalamnya, mulai dari buaya, ular, babi hutan, hingga beruang madu.

Kabut asap yang sangat tebal juga menimbulkan masalah. Setelah 1 setengah bulan masa tugas, tercatat sebanyak 57 orang prajurit yang mengalami gangguan pernafasan akibat kabut asap tersebut. Semua prajurit yang bertugas memadamkan kebakaran hutan itu dibekali dengan berbagai peralatan dan makanan yang cukup, hal ini sangat diperlukan untuk dapat bertahan ditengan kepulan kabut asap yang menyelimuti area tugas mereka.

Panji pun berkata, "Ini sudah risiko kami dalam penanggulangan bencana. Kami tidak ingin mengeluh, yang penting dinikmati saja semuanya."

Category : News,

Related Post