Antareja, bor raksasa yang siap membantu proyek MRT

Salah satu strategi pemerintah untuk menangani kemacetan yang sudah mengakar di Jakarta ini salah satunya adalah dengan membangun transportasi Mass Rapid Transport atau yang akrab disebut dengan MRT. Pembangunan secara besar-besaran pun sudah mulai dilaksanakan agak proyek ini dapat selesai tepat waktu, dan kemacetan Jakarta dapat berkurang secara signifikan.
Salah satu cara mempercepat pembangunan proyek ini adalah dengan mendatangkan “Antareja”, sebuah mesin bor raksasa yang berasal dari negeri sakura. Antareja yang dipasok oleh Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) ini menggunakan teknologi EPB atau Earth Pressure Balance, sebuah teknologi yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Alat ini memiliki ukuran, lebar 6,7 meter dan panjang 43 meter.
Dengan berat hingga 323 ton, Antareja dapat melakukan pekerjaan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter setiap harinya dan diperkirakan akan selesai pada bulan Desember 2016 dengan total 4 mesin bor Antareja yang dipergunakan.
Pada tahap pengeboran awal, Antareja akan digunakan untuk menggali terowongan dari patung pemuda Senayan menuju Setiabudi. Mesin tersebut akan dioperasikan oleh kontraktir paket pekerjaan CP 104 dan 105 yaitu joint venture antara 2 perusahaan Jepang Shimizu dan Obayashi serta 2 perusahaan nasional PT Wijaya Karya dan Jaya Konstruksi.