Animo investasi perkantoran bisa naik karena MRT - Pembangunan sarana angkutan masal atau MRT di sentra area bisnis akan lebih memudahkan pebisnis dan pekerja untuk mencapai tempatnya beraktivitas. Kemudahan bertransportasi ini akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Aktivitas bisnis yang semakin lancar akan mempengaruhi peningkatan investasi serta pembangunan gedung-gedung perkantoran khususnya di area bisnis Sudirman, Jakarta.

"Sudirman yang menjadi lintasan esensial masih memiliki daya tarik yang besar bagi pengusaha dan developer untuk mengembangkan bisnis dan properti mereka", hal ini dijelaskan oleh Ferry Salanto, selaku Associate Director Research Colliers International Indonesia, dalam acara paparan properti di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (6/4/2016). Kedepannya kita akan lihat gedung-gedung di Sudirman akan lebih besar dan lebih tinggi, katanya.

Menurut data statistik yang dimiliki Colliers, Penambahan ruang kantor di area CBD utamanya masih disokong oleh distrik Sudirman yakni sekitar 42% dari 2,1 juta meter persegi.

Kebijakan ditambahnya rasio Kooefisien Lantai Bangunan (KLB) khususnya di sejumlah spot sekitar pembangunan stasiun MRT oleh pemprov DKI merupakan elemen lain yang secara tidak langsung merangsang bertambahnya skycrapers di Jakarta, khususnya area Sudirman - Thamrin.

Namun begitu diperkirakan sarana transportasi massal mass rapid transit (MRT) belum dapat difungsikan transportasi pada Asian Games 2018 di Jakarta nanti. Karenanya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta agar PT MRT Jakarta untuk lebih menambah lagi kontrol dalam pelaksanaan proyek pembangunan sarana transportasi massal tersebut.

Senada dengan pernyataan Gubernur Ahok, Direktur Proyek MRT Jakarta Osako Kazuya mengungkapkan bahwasanya saat ini tengah dibangun dua terusan berdiameter 6,5 meter untuk kereta pergi dan pulang untuk rute Sudirman - Thamrin dan dijadwalkan terusan MRT rute Senayan - Setiabudi akan rampung pembangunannya pada permulaan 2017. (www.metrotvnews.com)

Foto: www.jkt.web.id