info@ipapa.co.id     +6221 300 66 511

1 Juta Meter Persegi Ruang Perkantoran Jakarta Menunggu Penyewa

Posted: 10 years ago - 224 View
Ruang Perkantoran Kosong

Sejak laju ekonomi semakin melemah dengan indikasi menukiknya nilai Rupiah terhadap Dollar AS, serta harga minyak dunia dan komoditi tambang yang terjun bebas, secara umum banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan efisiensi. Efek ini dirasakan juga oleh bidang lain diluar dikedua sektor tersebut, termasuk di bidang properti utamanya bisnis sewa ruang perkantoran.

Meskipun kondisi perekonomian sudah dalam kondisi menurun sejak tahun lalu, namun impactnya baru terasa significan saat ini. Terlihat dari kinerja perkantoran yang terus menurun menyebabkan ruang kosong untuk perkantoran mencapai kurang lebih 1 juta m².

Leads Property Indonesia mendata dibandingkan dengan area lain, ruang kosong di area CBD adalah yang terbesar, salah satu alasannya karena perusahaan-perusahaan minyak dan gas sebagai penyewa-penyewa dengan space terbesar melakukan perampingan dan efisiensi pada bisnis mereka yang berimbas pula pada penggunaan ruang kantor. Dan untuk menambah space kantor hal itu akan tergantung pada perkembangan bisnis dan ekonomi. Keadaan yang demikian menyebabkan bertambahnya jumlah ruang kosong untuk perkantoran.

Saat ini ruang kantor tanpa penyewa di area CBD saja mencapai setengah juta m² dari total 5 juta m² yang tersedia. Area TB Simatupang, available space mencapai 180 ribu m2 dari 1.5 juta m2 persediaan dan ruang kosong ini akan terus bertambah sepanjang tahun 2016 hingga mencapai 1,5 juta m² total secara keseluruhan dari area CBD, Non-CBD dan TB Simatupang. Tambahan pasokan baru seluas 1 juta hingga 1,5 juta m² sampai akhir tahun bisa jadi adalah penyebabnya.

Terkait hal itu harga sewa ruang untuk perkantoran terus berangsut turun rata-rata 30% hampir disemua wilayah Jakarta, baik di Central Business Distric (CBD) ataupun diluar area tersebut termasuk area TB Simatupang. Penurunan paling terasa adalah pada perkantoran level premium dan grade A, hal ini diakui oleh Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto. Menurutnya, harga sewa gedung-gedung  perkantoran Grade A dan Premium yang baru selesai pembangunannya dibanderol nyaris separuh dari harga transaksi pasar.

"Daripada tidak ada penyewa, lebih baik menempuh strategi pangkas harga. Meskipun hanya separuhnya, setidaknya bisa menarik para penyewa untuk mengisi gedungnya," ujar Ferry.

Kebijakan yang sama juga dilakukan oleh pengelola gedung-gedung lama yang menawarkan renegosiasi penyesuaian lebih tepatnya penurunan harga demi menghindari ruang sewa yang kosong dikarenakan para tenant yang lebih memilih pindah ke gedung lain sementara biaya operasional gedung terus berjalan.

Category : Property,

Related Post